Dalam dunia diagnostik cepat, tes antigen telah menjadi salah satu alat yang paling dikenal luas, terutama sejak pandemi global meningkatkan kebutuhan akan deteksi dini penyakit menular. Tes ini menawarkan kecepatan hasil yang signifikan dibandingkan metode laboratorium standar, menjadikannya pilihan utama untuk skrining massal dan penentuan status infeksi akut.
Apa Itu Antigen dan Peranannya dalam Tes Diagnostik?
Secara biologis, antigen adalah zat apa pun yang dapat memicu respons imun dalam tubuh. Dalam konteks infeksi virus atau bakteri, antigen merujuk pada fragmen protein spesifik dari patogen tersebut. Ketika tubuh terinfeksi, sistem kekebalan akan mengenali antigen ini sebagai benda asing dan mulai memproduksi antibodi untuk melawannya.
Tes antigen dirancang untuk mendeteksi keberadaan antigen virus atau bakteri ini secara langsung di sampel biologis, seperti usapan hidung atau tenggorokan. Keunggulan utama dari tes ini adalah kemampuannya untuk menunjukkan infeksi yang sedang aktif, bukan hanya riwayat paparan seperti yang ditunjukkan oleh tes antibodi.
Prinsip Kerja Tes Antigen Cepat
Sebagian besar tes antigen yang populer saat ini menggunakan teknologi imunokromatografi lateral flow. Prosesnya relatif sederhana:
- Pengambilan Sampel: Sampel (misalnya, cairan dari usapan hidung) dikumpulkan.
- Ekstraksi dan Reaksi: Sampel dicampur dengan larutan buffer yang mengandung antibodi penangkap yang spesifik terhadap antigen target.
- Migrasi: Campuran tersebut kemudian diaplikasikan pada strip pengujian. Jika antigen hadir, ia akan berikatan dengan antibodi penanda (yang biasanya berwarna).
- Visualisasi Hasil: Kompleks antigen-antibodi ini bergerak di sepanjang strip. Ketika mencapai zona tes (T), kompleks tersebut terperangkap oleh antibodi immobilisasi, menghasilkan garis berwarna yang menunjukkan hasil positif. Garis kontrol (C) muncul untuk memastikan tes berfungsi dengan baik.
Kelebihan dan Batasan Tes Antigen
Kecepatan adalah daya tarik utama. Hasil tes antigen sering tersedia dalam waktu 15 hingga 30 menit. Hal ini sangat penting untuk memutus rantai penularan dengan cepat di lingkungan komunal seperti sekolah atau tempat kerja.
Kelebihan:
- Kecepatan: Hasil sangat cepat dibandingkan PCR.
- Portabilitas: Mudah digunakan di berbagai lokasi (Point-of-Care Testing/POCT).
- Biaya: Umumnya lebih murah daripada tes berbasis amplifikasi genetik (PCR).
Batasan Utama:
Meskipun cepat, tes antigen cenderung memiliki sensitivitas yang lebih rendah dibandingkan PCR. Ini berarti jika seseorang baru terinfeksi atau memiliki jumlah virus (viral load) yang rendah, tes antigen mungkin menghasilkan hasil negatif palsu (false negative). Oleh karena itu, dalam situasi klinis tertentu, hasil negatif dari tes antigen mungkin perlu dikonfirmasi dengan PCR jika kecurigaan infeksi tetap tinggi.
Siapa yang Sebaiknya Menjalani Tes Antigen?
Tes ini paling efektif ketika dilakukan pada individu yang baru menunjukkan gejala (biasanya dalam 7 hari pertama infeksi), karena pada fase awal ini konsentrasi antigen di saluran pernapasan umumnya paling tinggi. Penggunaan tes antigen dalam manajemen pandemi sangat bergantung pada konteks epidemiologi saat itu dan pedoman kesehatan setempat. Memahami prinsip dasar deteksi antigen membantu masyarakat membuat keputusan yang tepat mengenai pengujian dan isolasi diri.