Metanol, atau yang sering dikenal sebagai alkohol kayu, adalah zat kimia yang sangat beracun jika tertelan, terhirup, atau terserap melalui kulit. Meskipun sering disalahgunakan sebagai pengganti etanol (alkohol minum) karena kemiripannya, metanol dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sistem saraf pusat, kebutaan, hingga kematian. Keracunan metanol sering terjadi akibat konsumsi minuman keras palsu atau penggunaan cairan industri tanpa pengawasan yang memadai.
Ketika metanol masuk ke dalam tubuh, ia dimetabolisme oleh hati menjadi metabolit yang jauh lebih berbahaya, terutama asam format. Akumulasi asam format inilah yang menjadi penyebab utama gejala keracunan parah, termasuk asidosis metabolik berat, kerusakan saraf optik, dan kegagalan organ multipel. Dalam kondisi darurat, penanganan cepat dan pemberian antidot metanol menjadi krusial untuk mencegah dampak fatal.
Tujuan utama pengobatan keracunan metanol adalah menghentikan proses metabolisme metanol menjadi metabolit toksik. Di sinilah peran antidot metanol menjadi sangat vital. Antidot ini bekerja dengan cara memblokir enzim alkohol dehidrogenase (ADH) yang bertanggung jawab mengubah metanol menjadi produk beracun.
Ilustrasi: Antidot memblokir jalur metabolisme metanol.
Dua senyawa utama yang digunakan sebagai antidot metanol adalah Fomepizole (4-methylpyrazole) dan Etanol. Meskipun keduanya berfungsi memblokir ADH, Fomepizole umumnya lebih disukai karena memiliki profil keamanan yang lebih baik dan dosis yang lebih mudah dikontrol, terutama di unit perawatan intensif.
Prinsip dasarnya adalah kompetisi. Baik metanol maupun etanol (atau Fomepizole) bersaing untuk berikatan dengan enzim alkohol dehidrogenase. Jika enzim tersebut lebih dulu berikatan dengan Fomepizole atau etanol, maka konversi metanol menjadi asam format yang mematikan dapat dicegah.
Etanol telah lama digunakan karena mudah didapat. Setelah pemberian, kadar etanol dalam darah pasien harus dijaga pada level terapeutik (sekitar 20-100 mg/dL) selama proses eliminasi metanol dari tubuh. Kekurangannya adalah Etanol sendiri menyebabkan intoksikasi, membutuhkan pemantauan ketat terhadap kadar gula darah dan status kesadaran pasien.
Fomepizole adalah inhibitor ADH yang sangat spesifik dan poten. Pemberiannya intravena relatif cepat dan tidak memerlukan pemantauan kadar alkohol darah yang rumit seperti Etanol. Dalam kasus keracunan berat, pemberian antidot metanol ini harus segera dikombinasikan dengan langkah suportif lainnya, seperti pemberian bikarbonat untuk mengatasi asidosis metabolik dan hemodialisis untuk membersihkan metanol dan metabolitnya dari aliran darah.
Penting untuk diingat bahwa antidot ini hanya efektif jika diberikan sebelum terjadi kerusakan organ yang signifikan. Setiap keterlambatan dalam diagnosis atau inisiasi terapi antidot secara drastis meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas akibat keracunan metanol.
Keracunan metanol adalah keadaan darurat medis yang memerlukan respons cepat dan agresif. Mengenali gejala awal—seperti gangguan penglihatan, nyeri perut, muntah, dan perubahan status mental—adalah langkah pertama yang kritis. Ketika dicurigai terjadi paparan metanol, penanganan medis segera harus dilakukan, termasuk pemberian antidot metanol spesifik seperti Fomepizole atau Etanol, bersamaan dengan dukungan vital lainnya. Pengetahuan tentang antidot ini adalah informasi penyelamat nyawa.