Sholat adalah tiang agama. Ini adalah ibadah ritual wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim (mukallaf) lima kali sehari pada waktu yang telah ditentukan. Kedudukannya sangat fundamental; jika sholatnya baik, maka seluruh amalannya akan dianggap baik. Sebaliknya, jika sholatnya rusak, maka amalan lain pun akan cenderung rusak.
Dalam banyak hadis, Rasulullah ﷺ menekankan pentingnya menjaga kualitas sholat. Sholat bukan sekadar gerakan fisik, tetapi juga sebuah dialog spiritual antara hamba dengan Penciptanya. Melalui sholat, seorang Muslim membersihkan jiwanya dari kekusutan duniawi dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Meskipun sholat lima waktu adalah kewajiban, anjuran utama selalu diarahkan pada pelaksanaan yang sempurna, yaitu dengan penuh kekhusyukan (khushu'). Kekhusyukan adalah hadirnya hati bersama anggota badan dalam ibadah.
Sholat yang baik dimulai sebelum takbiratul ihram. Ini meliputi:
Salah satu cara efektif untuk mencapai kekhusyukan adalah dengan memahami apa yang dibaca. Meskipun tidak wajib, memahami terjemahan dari ayat-ayat Al-Qur'an atau bacaan dzikir yang diucapkan akan membantu hati ikut terlibat.
Saat mengucapkan "Allahu Akbar," rasakan bahwa semua urusan dunia menjadi kecil dibandingkan kebesaran Allah. Saat membaca Al-Fatihah, sadari bahwa kita sedang berkomunikasi langsung dengan Rabbul 'Alamin.
Setan sangat gigih menggoda seorang hamba saat ia sedang sholat. Rasulullah ﷺ pernah bersabda bahwa setan bernama Khinsir akan datang untuk mengganggu, membuat orang melirik ke kanan kiri, atau melupakan jumlah rakaat. Anjuran di sini adalah:
Sholat yang dilaksanakan tepat waktu memiliki keutamaan yang sangat besar. Rasulullah ﷺ pernah ditanya amal manakah yang paling utama, beliau menjawab: "Shalat pada waktunya." Hal ini menunjukkan prioritas utama seorang Muslim.
Selain itu, sholat berjamaah di masjid, khususnya bagi laki-laki, sangat dianjurkan. Sholat berjamaah memberikan nilai pahala berlipat ganda dan memperkuat ukhuwah Islamiyah. Bahkan, meninggalkan sholat berjamaah tanpa alasan syar’i dapat mendekatkan pada kemunafikan, sebagaimana disebutkan dalam hadis yang tegas mengenai ancaman bagi mereka yang sering meninggalkan sholat jamaah.
Bayangkan sholat seperti pengisian daya baterai spiritual kita. Lima kali sehari, kita diberi kesempatan istimewa untuk berhenti sejenak dari hiruk pikuk kehidupan, memohon ampunan, dan meminta pertolongan langsung dari Sumber segala kekuatan.
Oleh karena itu, mari kita jadikan setiap sholat sebagai ajang pembuktian cinta dan ketaatan kita. Jangan hanya menggugurkan kewajiban, namun usahakanlah agar setiap sujud benar-benar menyentuh hati dan membersihkan jiwa. Keindahan dan ketenangan hidup seorang Muslim seringkali berbanding lurus dengan kesungguhan mereka dalam menjaga sholat fardunya.