Angkutan laut adalah metode pemindahan barang atau penumpang yang menggunakan kapal melalui perairan, baik itu laut, sungai, maupun danau. Dalam konteks global, angkutan laut merujuk pada aktivitas maritim yang menghubungkan benua dan negara-negara melalui jalur laut internasional. Ini merupakan moda transportasi tertua yang masih sangat relevan hingga hari ini, terutama dalam perdagangan internasional.
Secara historis, kemampuan manusia untuk menyeberangi samudra telah menjadi penentu utama kemajuan peradaban dan pertukaran budaya. Namun, dalam era modern, peran angkutan laut adalah sebagai tulang punggung logistik global. Sekitar 80% hingga 90% volume perdagangan dunia diangkut melalui laut. Angka ini menunjukkan betapa krusialnya sektor ini bagi rantai pasok (supply chain) berbagai industri, mulai dari energi, manufaktur, hingga bahan baku pangan.
Dominasi angkutan laut tidak terjadi tanpa sebab. Ada beberapa keunggulan fundamental yang menjadikan moda ini pilihan utama untuk kargo bervolume besar:
Tidak ada moda transportasi lain yang mampu memindahkan volume kargo sebanyak yang bisa dilakukan oleh kapal kontainer raksasa atau kapal tanker. Sebuah kapal kontainer terbesar saat ini dapat membawa lebih dari 24.000 TEU (Twenty-foot Equivalent Units). Kapasitas ini memungkinkan skala ekonomi (economies of scale) yang signifikan, yang pada akhirnya menekan biaya per unit barang yang diangkut.
Meskipun kecepatan pengirimannya relatif lambat dibandingkan udara, biaya operasional per tonase yang diangkut oleh angkutan laut adalah jauh lebih rendah. Untuk barang curah (seperti minyak mentah, bijih besi, atau biji-bijian), angkutan laut hampir selalu menjadi pilihan paling ekonomis.
Lautan mencakup lebih dari 70% permukaan bumi. Dengan adanya pelabuhan-pelabuhan besar di hampir setiap negara pesisir, angkutan laut menawarkan jaringan konektivitas global yang belum bisa ditandingi oleh moda transportasi darat atau udara dalam hal volume dan jangkauan.
Sistem angkutan laut adalah sangat beragam, melayani kebutuhan kargo yang spesifik. Secara umum, dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori utama:
Meskipun dominan, sektor angkutan laut adalah menghadapi tantangan besar, terutama terkait dampak lingkungan. Industri maritim menyumbang emisi gas rumah kaca yang signifikan. Oleh karena itu, tren saat ini berfokus pada dekarbonisasi, pengembangan bahan bakar alternatif (seperti hidrogen atau metanol hijau), dan peningkatan efisiensi operasional melalui digitalisasi dan otomatisasi pelabuhan.
Digitalisasi juga mengubah cara kapal dioperasikan, mulai dari perencanaan rute yang lebih efisien hingga pemeliharaan prediktif. Dengan terus beradaptasi terhadap regulasi lingkungan yang semakin ketat dan kemajuan teknologi, angkutan laut diproyeksikan akan tetap menjadi poros utama pergerakan barang dunia untuk dekade-dekade mendatang.