Angkatan Laut Soviet (Voenno-Morskoy Flot, VMF) merupakan salah satu kekuatan militer laut terbesar dan paling berpengaruh di dunia sepanjang era Perang Dingin. Dibangun dari sisa-sisa armada Kekaisaran Rusia pasca-revolusi, VMF berevolusi menjadi kekuatan yang dirancang untuk menantang dominasi Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) di seluruh lautan global. Tujuan utama pembangunan armada ini adalah untuk melindungi perbatasan maritim Uni Soviet, memberikan dukungan proyektif bagi kekuatan darat, dan yang terpenting, melaksanakan misi pencegahan nuklir strategis melalui kapal selam rudal balistik.
Pada puncaknya, Angkatan Laut Soviet membanggakan jumlah kapal yang melebihi hampir semua negara lain, meskipun kualitas teknologi dan kemampuan proyeksi kekuatan jarak jauh mereka seringkali tertinggal dibandingkan pesaing utama mereka, terutama setelah pertengahan 1970-an. Struktur armada dibagi menjadi empat armada utama: Armada Laut Utara, Armada Laut Baltik, Armada Laut Hitam, dan Armada Laut Pasifik, masing-masing memiliki fokus strategis yang berbeda, mulai dari pertahanan perairan domestik hingga operasi Samudra Hindia dan Atlantik.
Jika ada satu komponen yang benar-benar menakutkan dari VMF, itu adalah armada kapal selamnya. Uni Soviet berinvestasi besar-besaran dalam teknologi kapal selam, seringkali mengutamakan kecepatan dan kemampuan siluman bawah air, meskipun desain mereka terkadang lebih besar dan lebih bising dibandingkan kapal selam Barat. Proyek kapal selam seperti kelas Akula dan Typhoon (kelas yang dikenal di Barat sebagai Akula dan kelas Akula/Typhoon) mewakili puncak rekayasa Soviet. Kapal-kapal ini membawa rudal balistik antarbenua (SLBM), berfungsi sebagai 'sadapan' serangan balasan nuklir yang sangat vital untuk konsep Mutual Assured Destruction (MAD). Keberadaan armada kapal selam nuklir yang bergerak di bawah es Arktik adalah komponen kunci dari postur pertahanan Soviet.
Selain kapal selam nuklir strategis, VMF juga mengoperasikan kapal selam serang bertenaga nuklir (SSN) yang dirancang untuk memburu kapal induk AS dan kapal selam musuh lainnya. Kapal-kapal ini sangat penting dalam membatasi mobilitas kelompok tempur kapal induk NATO.
Armada permukaan Soviet terdiri dari kapal penjelajah, perusak, dan frigat. Meskipun fokus utama cenderung pada kapal selam, Uni Soviet juga membangun kapal permukaan yang sangat besar dan dipersenjatai berat. Kapal penjelajah berat bertenaga nuklir, seperti kelas Kirov, adalah kapal tempur terbesar yang pernah dibangun sejak Perang Dunia II, membawa persenjataan rudal jelajah anti-kapal dalam jumlah besar. Kapal-kapal ini dirancang untuk melawan kelompok tempur kapal induk musuh, seringkali membawa rudal jelajah besar seperti SS-N-19 Shipwreck.
Namun, kelemahan utama armada permukaan Soviet adalah kekurangan dalam kemampuan dukungan amfibi dan kurangnya landasan pacu berbasis kapal induk yang setara dengan Amerika Serikat. Meskipun mereka memiliki kapal induk 'pembawa pesawat' (seperti kelas Kuznetsov), kapal-kapal ini lebih berfungsi sebagai kapal penjelajah berat bersenjata pesawat tempur daripada kapal induk sejati yang dirancang untuk mendominasi laut lepas.
Selama Perang Dingin, kehadiran VMF di lautan dunia menjadi simbol kekuatan geopolitik Soviet. Mereka mampu melakukan operasi di Mediterania, Atlantik, dan Pasifik. Namun, setelah pembubaran Uni Soviet, armada ini mengalami kemerosotan drastis karena pemotongan anggaran, masalah pemeliharaan, dan kesulitan operasional di republik-republik penerus. Banyak kapal ikonik dinonaktifkan atau dijual. Meskipun demikian, jejak teknologi dan doktrin Angkatan Laut Soviet masih memengaruhi kekuatan maritim Rusia modern, yang berupaya keras untuk membangun kembali status maritim global mereka dari puing-puing warisan yang monumental tersebut.