Kesehatan ibu dan anak merupakan pilar utama dalam program kesehatan nasional di Indonesia. Salah satu komponen penting dalam menjaga kesehatan ibu hamil adalah melalui pemeriksaan Antenatal Care (ANC). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) telah menetapkan standar pelayanan yang harus dipenuhi, yang dikenal sebagai pedoman ANC terpadu. Salah satu fokus utama dalam pedoman tersebut adalah implementasi ANC 10T. Konsep 10T ini merupakan kerangka kerja yang komprehensif untuk memastikan setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan berkualitas mulai dari deteksi dini hingga persiapan persalinan.
ANC 10T adalah singkatan dari sepuluh komponen esensial yang harus dilaksanakan oleh tenaga kesehatan profesional dalam setiap rangkaian kunjungan Antenatal Care. Tujuan dari penetapan standar 10T ini adalah untuk meminimalkan risiko komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas, serta memastikan janin tumbuh kembang secara optimal. Kepatuhan terhadap 10T ini menjadi indikator mutu pelayanan ANC di fasilitas kesehatan primer seperti Puskesmas maupun klinik praktik.
Setiap 'T' dalam ANC 10T merujuk pada tindakan spesifik yang terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan luaran kesehatan ibu dan bayi. Berikut adalah penjabaran dari sepuluh elemen vital tersebut sesuai dengan panduan Kemenkes:
Implementasi ANC 10T bukan sekadar daftar ceklist administratif. Ini adalah strategi preventif yang terstruktur. Dengan melakukan kesepuluh tindakan ini secara rutin dan teratur (minimal enam kali kunjungan sesuai standar terbaru), tenaga kesehatan dapat mengidentifikasi faktor risiko jauh sebelum risiko tersebut berkembang menjadi kegawatdaruratan. Misalnya, deteksi dini peningkatan tekanan darah dan anemia sangat krusial untuk mencegah kematian ibu akibat komplikasi obstetri.
Selain aspek fisik, komponen "Tata Laksana Kasus" atau temu wicara memastikan aspek psikososial ibu juga diperhatikan. Ibu hamil dibekali pengetahuan mengenai gizi seimbang, pentingnya istirahat, tanda-tanda bahaya yang memerlukan rujukan segera, serta perencanaan tempat dan tenaga penolong persalinan. Kemitraan yang kuat antara ibu hamil, keluarga, dan tenaga kesehatan adalah kunci sukses dari program ini.
Keberhasilan program ANC 10T sangat bergantung pada dua pihak utama. Tenaga kesehatan (bidan, dokter, perawat) harus memastikan semua item layanan terlayani dengan profesional dan empati. Mereka bertanggung jawab menyediakan layanan yang berkualitas dan mudah diakses. Di sisi lain, ibu hamil dan keluarganya memiliki tanggung jawab untuk proaktif memeriksakan diri sesuai jadwal yang ditentukan. Keterlambatan atau absennya kunjungan ANC adalah salah satu faktor risiko terbesar dalam meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal.
Kemenkes terus mendorong peningkatan cakupan dan kualitas layanan ANC 10T ini, seringkali diintegrasikan dengan program lain seperti pencegahan stunting dan program Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan. Memahami dan mengimplementasikan 10T secara menyeluruh adalah jaminan awal menuju persalinan yang aman dan bayi yang sehat.