Anakan punglor, atau sering disebut trocok (Copsychus saularis), adalah burung kicau yang sangat populer di kalangan penghobi karena suaranya yang merdu dan variatif. Merawat anakan punglor dari nol memerlukan perhatian khusus, kesabaran, serta pemahaman mendalam mengenai kebutuhan nutrisi dan lingkungannya. Kesuksesan dalam membesarkan anakan ini akan menghasilkan burung dewasa yang sehat dan rajin berkicau.
Memilih anakan punglor yang tepat adalah langkah awal yang krusial. Carilah anakan yang tampak sehat, aktif, dan tidak menunjukkan tanda-tanda cacat fisik. Biasanya, anakan yang baru menetas atau berusia beberapa hari memerlukan penanganan ekstra hati-hati. Siapkan kandang pengerodongan (vojer) yang ukurannya disesuaikan dengan usia burung, pastikan kandang memiliki ventilasi yang baik namun terlindung dari angin kencang dan predator.
Pada usia dini, kebutuhan nutrisi anakan punglor sangat tinggi. Pemberian pakan harus dilakukan secara rutin, seringkali setiap satu hingga dua jam sekali, tergantung usia mereka. Makanan utama yang paling baik adalah serangga hidup atau bubur loloh khusus burung.
Jika Anda memilih menggunakan bubur loloh, pastikan teksturnya cukup encer agar mudah ditelan dan tidak menyebabkan sumbatan pada tenggorokan burung. Pemberian harus hati-hati menggunakan pipet atau tusuk gigi yang ujungnya dibulatkan. Jangan pernah memaksakan makanan karena dapat menyebabkan luka dalam atau aspirasi (makanan masuk ke saluran pernapasan).
Setelah anakan mulai tumbuh bulu sayap dan menunjukkan minat pada makanan padat (sekitar usia 3-4 minggu), secara bertahap perkenalkan pakan lunak seperti kroto yang dicampur sedikit voer halus. Proses penyapihan ini harus dilakukan perlahan agar sistem pencernaan mereka terbiasa.
Anakan burung sangat rentan terhadap perubahan suhu. Pastikan area pengerodongan tetap hangat. Jika Anda memelihara anakan yang sangat muda (belum berbulu sempurna), Anda mungkin perlu menggunakan lampu pemanas khusus (heat lamp) yang diletakkan pada jarak aman, agar suhu lingkungan tetap stabil, idealnya sekitar 28-30 derajat Celsius.
Kebersihan adalah aspek non-negosiasi dalam perawatan anakan. Kotoran yang menumpuk dapat menjadi sumber bakteri dan jamur yang berbahaya. Bersihkan alas kandang setiap hari. Jika Anda melakukan pelolohan manual, pastikan tangan Anda selalu bersih sebelum kontak dengan anakan.
Ketika anakan punglor sudah sepenuhnya berbulu, ia siap untuk belajar makan sendiri dan berinteraksi dengan lingkungan yang lebih terbuka. Pindahkan mereka ke kandang yang lebih besar dengan tangkringan yang sesuai. Pada fase ini, letakkan pakan dan air di tempat yang mudah dijangkau, namun jangan hilangkan kroto atau serangga favorit mereka secara tiba-tiba.
Perhatikan apakah mereka mulai mematuki pakan yang disediakan. Proses belajar mandiri ini bisa memakan waktu beberapa hari. Bersabarlah dan tetap awasi asupan makanan dan minumannya hingga Anda yakin mereka benar-benar mandiri. Merawat anakan punglor memang membutuhkan dedikasi tinggi, tetapi hasilnya—seekor burung yang sehat dengan suara emas—akan sangat memuaskan.